Tuesday, June 28, 2011

Anting Putri


Aku masih berdiri melipat kedua tanganku di dada, menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku si gadis kecil yang lincah berlari dari satu rak ke rak aksesoris lainnya.
            “Kak yang ini ya? Putri mau yang gambar mickey mouse” Putri menunjuk ke arah anting-anting yang menggelantung di dalam etalae kaca. Putri adalah gadis kecil yang baru menginjak usia 7 tahun, dia adikku, seperti yang sudah aku duga, pasti Putri memilih aksesoris yang bergambar tokoh kartun favoritnya itu.

            “Yang mana sayang?” Aku berjalan mendekatinya.
            “Itu kak, boleh ya?” wajahnya penuh harap menatap anting-anting plastik berwarna biru muda.
            “Tentu” senyumku membalas suara polos Putri.
            “Mbak tolong dibungkus yang ini ya” seruku pada pelayan toko.
            “Kak langsung di pakai ya kak” Putri merengek menarik-narik lengan jaketku.
            “Mau langsung di pakai dik?” tanya pelayan toko dengan ramah.
            “Iya tante, langsung di pakai. Boleh ya kak?” Putri menoleh ke arahku.
            “Apa tidak merepotkan mbak?”
            “Oh tidak, sini dik biar dipasangkan”
            Setelah anting dipasang di kedua telinga Putri. Putri begitu sangat bahagia, bahkan saat pulang pun Putri berteriak memanggil para penghuni rumah untuk memamerkan anting-anting baru miliknya.
            “Ma mama, anting Putri bagus ya? Pa coba lihat bagus kan?”serunya tak henti-henti.
            Seminggu kemudian, mama mendekati Putri “Anak mama yang cantik. Putri sayang sama anting mickey mouse yang dibelikan kakak?” tanyanya pelan sambil mengelus-ngelus kepala Putri yang dipenuhi rambut hitam sebahu.
            “Sayang sekali ma, anting ini akan Putri pakai terus.”
            “Lebih sayang mana anting sama mama?”
            “Emm..” Putri terlihat bingung dengan pertanyaan yang diajukan mamanya.
            “Putri lebih sayang mama” sambung Putri.
            “Oya? Kalau begitu, mama boleh mengambil anting Putri?”
            “Mama boleh mengambil gelang kesayangan Putri yang ini, tapi jangan anting ini ya ma” jawabnya polos.
            “Oh iya” balas mama dengan senyuman.
            Selang dua hari mama melakukan hal sama lagi terhadap Putri, dan mama selalu mendapat jawaban serupa. Mama melakukan hal itu sampai lebih dari lima kali.
            Sampai suatu seketika Putri lah yang datang menghampiri mama, “Ma.. sekarang mama boleh mengambil anting Putri.” Terlihat di matanya menggenang air mata.
            “Loh kenapa berubah pikiran? Bukannya Putri sayang anting mickey mousenya?”
            “Lihatlah! Anting ini membuat telinga Putri sakit.”
            Telinga Putri sepertinya mengalami alergi, daun telinganya berwarna merah dan ada luka dibagian itu, seperti teriritasi.
            “Tolong lepaskan ma, Putri tak ingin memakai anting itu lagi” isaknya membuncah.
            Mama melepaskannya perlahan, dan setelah itu mama memberi obat pada telinga Putri.
            Beberapa hari setelah telinga Putri kembali sembuh, mama menghampiri Putri.
            “Sayang, mau mama ceritakan sesuatu?”
            “Apa ma?”
            “Sebenarnya waktu mama datang untuk meminta anting mickey mouse plastik milikmu itu mama hanya ingin mengganti anting plastik itu dengan anting emas ini.”
            Putri terdiam.
            “Kebetulan mama dapat rezeki dan bisa membelikan anting mickey mouse emas ini. Mama tak ingin Putri mengalami iritasi karena memakai anting plastik, tapi Putri malah menolak. Ya sudah, mama diam saja.” serunya dengan nada bercanda.
            Namun tanpa diduga Putri terisak dan memeluk mama seketika, “Maafkan Putri ya maa… Putri sayang mama.”
***

            Dari penggalan kisah Putri diatas, harusnya kita bisa mengambil hikmahnya. Ya kadangkala kita tak pernah rela kehilangan sesuatu yang kita sayangi. Bahkan kita seolah ingin mengumpat, marah, kecewa, jika ada yang berusaha mengambilnya dari diri kita. Padahal sejatinya kehilangan bukanlah sebuah akhir, karena Tuhan mempunyai sesuatu yang lebih baik untuk kita. Baik menurut ukuran kita kadangkala justru akan berakibat buruk. Teguran kecil mungkin sering diabaikan kita, bahkan tanpa sadar kita sering merasa paling benar. Tapi percayalah rencana Tuhan jauh lebih indah dari yang kita bayangkan.
Jangan takut terluka dan kehilangan !
La Tahzan !
Tuhan ada bersama kita ^^

By: eL

           
           

No comments:

Post a Comment