Pak Pak Broto, salah seorang pemuka yang begitu dihormati di kampung Seduri. Bukan saja karena alimnya. Siapa yang yang tak kenal dengan lelaki baya ini. Lelaki yang telah berhasil membuat kampung Seduri sukses mendapat predikat kampung terbersih, terhijau, dan masih banyak lagi kategori ter- lainnya.
Keluarga yang dikepalai oleh Pak Broto pun terkenal sangat harmonis, tak pernah sekalipun terdengar kabar bahwa Pak Broto adalah seorang yang keras, malah sebaliknya, Pak Broto termasuk kategori pemimpin keluarga yang begitu penuh dengan kelembutan dan kasih sayang.
Seperti yang dikatakan oleh tetangganya si Jupri, "Walah Pak Broto itu orangnya baik, sabar, ga pernah marah sama istri ataupun anak-anaknya, bahkan setiap malam saya ini mendengar gelak tawa dari kediaman Pak Broto"
Sampai suatu kejadian malam itu membuat para tetangga kaget dengan teriakan suara Pak Broto yang memarahi anak bungsunya.
"Bapak ini sudah mendidik kamu sampai sebesar ini, tapi kamu ga bisa balas budi dengan baik. Bapak bilang, kamu jangan BERJILBAB, masih kurang jelaskah apa yang bapak bilang tadi? JANGAN BERJILBAB !!! Hentikan kelakuan konyolmu ini" suara teriakan itu sampai terdengar di balik dinding rumah tetangganya.
Dalam teriakannya, suara anak bungsunya terdengar melemah dan terisak, "Tapi pak, saya ingin berjilbab. Apa salah saya? Jika bapak tak mengizinkan saya berjilbab, lebih baik saya pergi dari rumah ini"
"Ya silahkan kamu pergi dari sini, bapak tidak sudi mempunyai anak sepertimu. Anak yang tidak mau menurut dengan perintah orang tua. PERGILAH...!!!" nada suara Pak Broto terdengar semakin meninggi.
Begitu kesal dengan bapaknya, akhirnya si bungsu bergegas berlari keluar rumah dengan dipenuhi air mata yang membasahi kedua pipinya.
Dia terus berlari dan berlari menerobos pekat malam.
Matanya nanar, remang-remang dia menatap arah, dan BRUUUUUK dia menabrak seorang lelaki tua bersorban yang memakai jubah berwarna putih.
"Astaghfirullah nak, kamu gak apa-apa?" tanya lelaki bersorban itu.
"Iya pak kyai saya gak kenapa-napa"
"Loh kok nangis?" tanya lelaki bersorban itu lagi.
"Saya habis bertengakar hebat dengan bapak" kembali si anak bungsu Pak Broto menitikkan air mata.
"Masalahnya apa? Ayo sini cerita sama pak kyai"
"Begini pak, saya cuma ingin memakai JILBAB pak. Tapi bapak malah marah dan mengusir saya. Hanya itu saja pak, saya ingin BERJILBAB, apa hal itu salah?"
"Ya jelas SALAH nak"
"Kenapa pak kyai?"
"DONI DONI.. lha wong kamu laki-laki kok mau pake' JILBAB"
By: eL
No comments:
Post a Comment