Tuesday, August 16, 2011

Mueeza, si kucing pintar


Kucing si binatang berbulu.
Dari dulu aku sudah cinta kucing, kakek-nenekku dulu malah sampai punya sepuluh kucing, waw.. kalau aku mah tiga udah cukup, tapi sekarang udah mati semua :(
Nostalgia nih sama Cemi kucing anggoraku yang imut, kemana-mana dia selalu ngekor dibelakangku, bahkan setiap aku berangkat sekolah (waktu SMP) dia selalu ngejar motorku sampai depan gang, abis gitu dia balik lagi ke rumah. Semua mantan kucing peliharaanku itu pinter loh, mereka semua kalau bab atau pipis selalu di toilet, padahal ga ada yang ngajarin, subhanallah.
Pernah juga waktu SD, kucingku si putih ikut sampai masuk ke kelas, haha ya ampun langsung aku masukin tas, pas pelajaran malah meong meong.. ini kejadian paling heboh sama si putih, beruntung tak diomelin guru ^^
Nah yang unik lagi kucing yang satu ini, dia kucing liar, dari kondisi bulu dan wajah, aku bisa memprediksi kucing ini udah usia lanjut alias tua, warnanya orange kekuning-kuningan belang-belang putih, dia selalu dateng ke rumah setiap adzan maghrib (buka puasa) dan waktu sahur sekitar jam tigaaan, udah menjadi agenda wajib bagi si kucing ini, pasti meong-meong terus sebelum dikasih makan, abis dikasih makan dia diem terus di pojokan kursi atau kabur entah kemana. Kucing yang aku kasih nama Mueeza (seperti nama kucing Baginda Nabi Muhammad) ini ternyata puasa loh, aku pernah merhatiin seharian penuh dia ga makan/minum kecuali pas waktu buka & sahur, Subhanallah.. keren yaaaa ^^


Ngomongin soal kucing jadi inget deh, dalam perkembangan peradaban Islam, kucing hadir sebagai teman sejati dalam setiap nafas dan gerak geliat perkembangan islam. Seperti kisah Nabi Muhammad dengan kucingnya yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala nabi hendak mengambil jubahnya, di temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali.

Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong mueeza dan ditaruh dipahanya.Salah satu sifat Mueeza yang nabi sukai ialah ia selalu mengeong ketika mendengar azan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan.

Kepada para sahabatnya, nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyanyangi keluarga sendiri.

Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al Bukhori, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi Muhammad pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.

Dari Ibnu Umar ra bahwa rasulullah saw bersabda,”Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak diperkenankan makan binatang-binatang kecil yang ada dilantai.” (HR. Bukhori)

Tak hanya Nabi, istri Nabi sendiri, Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq pun amat menyukai kucing, dan merasa amat kehilangan dikala ditinggal pergi oleh si kucing. Seorang sahabat yang juga ahli hadist, Abdurrahman bin Sakhr Al Azdi diberi julukan Abu Hurairah (bapak para kucing jantan), karena kegemarannya dalam merawat dan memelihara berbagai kucing jantan di rumahnya.

Penghormatan para tokoh islam terhadap kucing pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW.


Dalam buku yang berjudul Cats of Cairo, pada masa dinasti mamluk, baybars al zahir, seorang sultan yang juga pahlawan garis depan dalam perang salib sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan didalamnya. Tradisi ini telah menjadi adat istiadat di berbagai kota-kota besar negara islam. Hingga saat ini, mulai dari Damaskus, Istanbul hingga Kairo, masih bisa kita jumpai kucing-kucing yang berkeliaran di pojok-pojok masjid tua dengan berbagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk setempat.

Referensi Hadist:
  • Dari Abu Qatadah bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang kucing,”Sesungguhnya (kucing itu) tidaklah najis karena dia termasuk yang berkeliling di antara kamu. (HR. An-Nasa’i, Abu Daud). Bahkan diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah berwudhu dari air yang telah diminum oleh kucing.
  • Dari Aisyah ra sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,’(Kucing) itu tidaklah najis, dia termasuk binatang yang berkeliling di antara kalian”. Dan aku (Aisyah) melihat Rasulullah SAW berwudhu dengan air bekas jilatan kucing’. (HR. Abu Daud).

dari berbagai sumber


2 comments:

  1. Wuih, nggak nyangka kucing di masa lalu bener-bener diperlakukan dengan baik... :))

    Jadi inget dulu juga punya kucing namanya "pinky" tapi udah ilang sekarang.. :((

    Hmmmm, foto2 kucingnya juga imut bued... :)) hehehe...

    ReplyDelete
  2. iya mas :)

    loh? pinky? nama yg unik, br denger nm sprti itu, hhe

    semua kucing menurutku imut :)

    ReplyDelete