Tulisannya semrawut ga jelas, rencananya mau bikin FF yang temanya tentang PENGAMEN.trus dikirim buat ikut lomba
Gatau kenapa jadinya malah ky gini..
Hemmm otakku lagi korslet mungkin, alurnya juga ga jelas.. gaya bahasanya KAKU, terlalu pendek, aduuuh jadi malu sendiri bacanya :(
Alhasil nih PRODUK nginep di PC tanpa perlakuan yang jelas *kasian yeee*
Monggo yang mau baca..
Eits DILARANG KERAS untuk TERTAWA, biarpun produk gagal setidaknya ini TULISANku KARYAku :)
Doa Dari Pengamen
Sebuah warung makanan sederhana yang letaknya tak jauh dari sekolah menjadi tempat pilihanku untuk mengganjal perut disiang ini. Yah, harganya cukup miring lah buat ukuran anak kost seperti aku.
Sembari menunggu pesanan, aku mencomot gorengan yang ada di depanku plus baca novel yang tadi sempat aku pinjam di perpustakaan sekolah.
“Yaa selamat siang bapak-bapak, ibu-ibu, mas, mbak dan adek-adek sekalian.. maaf mengganggu makan siangnya sebentar”
2 orang pemuda yang berpakaian ala punk itu mulai memainkan gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu, entahlah itu lagu apa. Sepertinya itu lagu punk rock buatan sendiri, setidaknya itulah yang ku tangkap dari telingaku. Mungkin baru seperempat lagu, salah satu pemuda dari pengamen itu menyodorkan gelas aqua kosong kepada orang-orang yang sedang menikmati makan di warung itu.
“Seikhlasnya pak, buk, mas, mbak..”, serunya
Saat pengamen itu menyodorkan gelas aquanya kepada sepasang kekasih, yang kulihat lelaki itu menyodorkan uang 200 perak.
Sambil lalu, pengamen itu malah menggerutu, “Huh pelit, masa’ cuma 200 perak”
Aku hanya mengeleng-gelengkan kepala melihat adegan itu, “Lah masi untung di kasih duit. Suara pas-pasan, lagu sama musik juga ga sinkron… gitu mau minta banyak, katanya seikhlasnya. Gimana sih tuh pengamen”, pekikku dalam hati.
Aku kembali meneruskan membaca novel.
Tak lama kemudian makanan pesananku sudah datang.
Saat aku mau memasukkan suapan pertama kedalam mulutku, tiba-tiba ada seorang anak kecil berdiri di depanku.
Wajah dan pakaiannya bersih, dia menggendong gitar kecil.
“Sel-lam-mat si-ang kak”, serunya terbata-bata.
Dan mulailah dia melantunkan sebuah lagu. Sepertinya aku kenal dengan lirik lagu ini, oh iya ternyata lagu tombo ati.
MasyaAllah, setelah kuperhatikan secara detail. Ternyata anak ini ubnormal, dengarkan saja dia menyanyikan lagu dengan cara mengeja. Pengunjung ada yang tersenyum bahkan tertawa melihat gaya pengamen kecil ini. Tak terkecuali aku, tapi sebisa mungkin aku menahannya.
Tapi dia masih saja asyik menyanyikannya dengan penuh semangat dan percaya diri. Selesai menyanyikan lagu, pengamen kecil itu mulai menyodorkan topinya kepadaku. Langsung saja kusodorkan uang 2 ribuan yang ada di kantong rok seragamku. Pengamen kecil itu tersenyum padaku dan memberikan sebuah doa, “Semoga rejekinya nambah ya kak”
Seketika hatiku bergetar haru. Rasanya doa itu begitu tulus meluncur dari hatinya.
“Amin ya mujiib”, gumamku dalam hati.
No comments:
Post a Comment