Wednesday, March 2, 2011

Sumayyah~

 Sumaiyah binti Khabbab merupakan hamba sahaya dari Abu Huzaifah bin Al-Mughirah, seorang pembesar Quraisy.
Beliau dinikahi oleh Yasir, seorang pendatang yg kemudian menetap di Mekah. Tidak berselang lama dari pernikahannya lahirlah anak mereka berdua yg bernama Ammar dan Ubaidullah


     Tatkala Ammar hampir menjelang dewasa dan sempurna sebagai seorang laki-laki, dia mendengar agama baru yg didakwahkan oleh Muhammad SAW kepadanya. Akhirnya berpikirlah Ammar bin Yasir sebagaimana berpikirnya penduduk Mekah. Karena kesungguhan dalam berpikir dan fitrahnya yg lururs maka masuklah dia ke dalam agama Islam. Ammar kembali ke rumah dan menemui kedua orang tuanya dalam keadaan merasakan lezatnya iman yg telah terpatri dalam jiwanya. Dia menceritakan kejadian yg ia alami hingga pertemuannya dengan Rasulullah SAW, kemudian menawarkan kepada keduanya utk mengikuti dakwah yang baru tersebut. Ternyata Yasir dan Sumayyah menyahut dakwah yg penuh barokah tersebut dan bahkan mengumumkan keislamannya sehingga Sumayyah menjadi orang ketujuh yg masuk Islam.

     Dari sinilah dimulainya sejarah agung bagi Sumayyah,  bertepatan dengan permulaan dakwah Islam dan sejak fajar terbit untuk pertama kalinya. Bani Makhzum mengetahui akan hal itu karena Ammar dan keluarganya tidak memungkiri bahwa mereka telah masuk Islam bahkan mengumumkan keislamannya dengan kuat sehingga orang-orang kafir tidak menanggapinya melainkan dengan pertentangan dan permusuhan.

     Bani Makhzum membuang Sumayyah ke sebuah tempat dan menaburinya dengan pasir yang sangat panas kemudian meletakkan di atas dadanya sebongkah batu yang berat, akan tetapi tiada terdengar rintihan ataupun ratapan melainkan ucapan Ahad.. Ahad..

     Suatu ketika Rasulullah SAW menyaksikan keluarga muslim tersebut yang tengah disiksa degan kejam maka beliau menengadahkan ke langit dan berseru “Bersabarlah wahai keluarga Yasir karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah Jannah.” 
Sumayyah mendengar seruan Rasulullah SAW maka beliau bertambah tegar dan optimis, dia mengulang-ulang dengan berani “Aku bersaksi bahwa Engkau adalah Rasulullah dan aku bersaksi bahwa janjimu adalah benar.”  Begitulah Sumayyah telah merasakan lezat dan manisnya iman sehingga bagi beliau kematian adalah sesuatu yang remeh dalam rangka memperjuangkan akidahnya. Di hatinya telah dipenuhi akan kebesaran Allah Azza wa Jalla maka dia menganggap kecil tiap siksaan yang dilakukan oleh para taghut yang dzalim.

     Tatkala para taghut telah berputus asa mendengar ucapan yang senantiasa diulang-ulang oleh Sumayyah maka musuh Allah -Abu Jahal- melampiaskan keberangannya dengan menusukkan sangkur yang berada dalam genggamannya kepada Sumayyah. Maka terbanglah nyawa beliau yang beriman dan suci bersih dari raganya. Beliau adalah wanita pertama yang mati syahid dalam Islam.

     Beliau gugur setelah memberikan contoh baik dan mulia bagi kita dalam hal keberanian dan keimanan. Beliau telah mengerahkan segala apa yang beliau miliki dan menganggap remeh kematian dalam rangka memperjuangkan imannya. Beliau telah mengorbankan nyawanya yang mahal dalam rangka meraih keridhaan Rabbnya.

No comments:

Post a Comment